Dari tukang makan jadi tukang masak
ini beberapa hasil kreasi tangan saya kalau udah kedumbrang kedumbreng di dapur. Sok-sok berasa chef padahal mah pakai daster dan bau bawang dan kompor. Tapi aku sukaaaaaaa.
Pagi ini mendung semendung kondisi saya yang sedang sakit buang-buang air dari semalam. Sepertinya masuk angin. Entah sebesar apa ya pori-pori dikulit saya sehingga cepat sekali masuk angin hehehe. Ketika sedang sakit apapun jadi tidak enak mulai dari tidur sampai kehilangan nafsu makan. Rasanya pahit dan semua makanan terasa hambar padahal begitu menggoda si tampilan makanan itu tetap saja tak menarik rasa ketika sedang sakit. Bersyukurlah ketika nikmat sehat datang, karena setiap orang mendambakannya. Bicara soal makanan jadi teringat saya yang semasa masih sendiri (belum bersuami ^.^) hobinya kuliner walaupun sekarang masih tetap dengan hobi itu karena ada temannya yaitu suami hihi. Semenjak saya duduk dibangku sekolah menengah pertama sampai menengah atas saya bukanlah siapa-siapa. Hanya anak biasa yang tomboy dan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah apapun. Iya pekerjaan rumah yang biasa dilakukan para wanita seperti menyapu, mengepel, memasak dan lain-lain. Saya cenderung termasuk anak yang malas atau anak gadis yang malas. Bangun tidur untuk sholat shubuh kemudian tidur lagi sampai siang (Astagfirullah, semoga gak ada yang kaya saya ya :D ). Tapi mama saya tidak pernah marah mungkin pikir beliau "kasihan banyak aktivitas di sekolah". Semua pekerjaan rumah hanya dikerjakan oleh mama dan uni saya. I love u both deh pokoknya. Kalau uni sering dimarahi mama, mungkin karena umur uni yang terpaut cukup jauh dari saya jadi mama mau mempersiapkan uni jadi ibu rumah tangga yang baik nantinya yang bisa dan pandai mengurus rumah, suami dan anak walaupun harus bekerja kantoran hihihi maafkan ya uni. Tapi keadaan ini berubah derastis setelah saya memutuskan untuk kuliah di Bandung. Walaupun tidak kost dan tinggal dengan tante serta om, saya tetap harus mengerjakan semua sendiri. Kalau hanya untuk menyapu, mengepel kamar dan mencuci serta menyetrika baju sendiri itu hal yang mudah. Tapi tidak untuk hal memasak. Dulu bagi saya masak itu ribet bumbunya, tahap-tahapnya haduuhhh gak deh pokoknya pikir saya. Maka dari itu saya selalu makan diluar, mencoba berbagai tempat dan menu masakan berbeda dan hal ini yang bikin uang bulanan saya selalu habis belum waktunya hiks hiks. Akhirnya saya punya tekad untuk menghemat dengan cara masak. Masakan pertama yang saya buat adalah capcay goreng. Bermodalkan ilmu seadanya dan nyontek resep orang di internet dibumbui tanya mama maka jadilah capcay goreng ala ala yang ternyata uasinnnn banget hahaha. Tak mudah putus asa, saat bulan puasa tiba dan saya kangen banget kolak buatan mama. Saya coba buat dan hasilnya not bad lah hoho. Sekarang sudah jadi istri dan mama yang sudah almarhum mecut saya untuk tambah rajin belajar masak. Alhamdulillah saya punya suami yang jadi pencicip jujur untuk setiap masakan saya walaupun agak bete si kalau biya (panggilan ke suami) bilang "umma ini ko rasanya agak aneh ya?" :(. Sampai sekarang saya masih di hobi kuliner dengan itu saya bisa belajar oh rasanya seperti ini, kurang bumbu ini jadi saya bisa langsung praktek nanti di rumah. Inilah saya "Si tukang makan jadi Si tukang masak".
ini beberapa makanan yang saya buat saat weekend dan suami di rumah. manjain suami ceritanya :)
bekal sarapan suami ke kantor
buat cake, roti dan waffle umm yummy
kue lidah kucing original dan greentea or mix.. meeonngg. Sempet bikin usaha sendiri namanya Mrs Cookies tapi berhubung banyak pesenan dan saya yang gak boleh kecapean karena tulang ini alhasil stop dulu sambil nyari inspirasi lain.
Untuk resep saya masih nyontek dan browsing ko dan dicoba-coba disatukan dengan ala saya. untuk resep cake saya biasa menggunakan resep dari blog JTT (just try and taste). Ayo buat kalian yang mau belajar masak semangatttt ya. Semua orang juga harus melewati proses itu. Selamat mencoba. Semoga menginspirasi :)
Komentar
Posting Komentar