Assalamu’alaikum
Sebelumnya
apa kalian sudah membaca Beatiful of Maluku Trip?. Apakah masih antusias untuk menyimak lanjutan cerita
saya berlibur di Maluku nan cantik khususnya Ambon dan Kei?. Insya Allah, dalam
tulisan ini saya akan membahas mengenai itinerary, hotel , akomodasi dan tempat
makan termasuk detail biaya-biaya yang saya keluarkan. Fyi, saya menghabiskan
liburan di Maluku selama 5D4N dimana terbagi di Ambon selama 3D2N dan selama
2D2N di Kei Kecil. Selamat menyimak dan menikmati tulisan ini yaa :).
7 September 2018
Saya dan
suami menuju bandara Soekarno-Hatta menggunakan moda bus Damri dari terminal
Rawamangun dengan harga tiket Rp 40.000,- per orang. Waktu keberangkatan bus
Damri jurusan Rawamangun-SoeTa ini setiap satu jam sekali dan saya berangkat
pukul 18.00 wib. Sekitar 1,5 jam perjalanan itu pun karena macet saya sudah
sampai di Bandara Soekarno Hatta terminal 3. Memang terlalu cepat saya dan
suami sampai karena jadwal penerbangan kami sebenarnya adalah pukul 23.45 wib tapi
karena kami bukan tipe yang suka mepet-mepet waktu jadi menunggu lebih baik
dari pada harus tergesa-gesa untuk check
in dan boarding. Waktu menunggu
pun tak terasa membosankan karena kami bisa mengisinya dengan makan, sholat dan
meluruskan badan sejenak di tempat yang disediakan oleh pihak bandara. Hal ini
penting sekali mengingat saat penerbangan nanti akan sulit untuk tidur. Sudah
dirasa cukup melepaskan lelah, saya dan suami bergegas menuju gate untuk boarding karena sudah terdengar informasi mengenai pesawat yang
kami akan tumpangi. Ternyata pesawat kami akan transit dahulu di Makassar lalu
selanjutnya akan meneruskan perjalanan ke Ambon.
DAY 1
8 September 2018 pukul 07.00 wit
Alhamdulillah
kami mendarat dengan selamat di bandara Internasional Pattimura-Ambon. Begitu
keluar pesawat udaranya sangat dingin. Ko bisa? Bukannya Ambon panas ya?.
Alhamdulillah saat saya sampai, Ambon sedang mendung jadi udaranya sejuk dan
disekitar bandara pun masih banyak pepohonan. Bergegas saya mengambil bagasi
dan menunggu di jemput. Selama tiga hari di Ambon kami tidak menyewa mobil melainkan mendapat pinjaman dari rekanan
kantor suami yaitu PT Kharisma Sentosa yang merupakan dealer resmi Daihatsu. Saya berterima kasih kepada kepala cabangnya
yaitu bapak Undang dan para karyawan yang sangat ramah dan membantu. Dalam hal
ini, saya hanya mengeluarkan biaya untuk BBM saja. Namun bagi kalian yang memang
belum mendapatkan kendaraan yang akan digunakan untuk menjemput dari bandara
menuju kota Ambon, kalian bisa menggunakan jasa transportasi taksi. Begitu
menuju pintu keluar khusus penumpang di bandara Pattimura sangat banyak yang
akan menawarkan taksi. Saran saya tetaplah tenang dan coba pilih salah satu
lalu diskusikan tujuan anda. Sekali lagi jangan kaget dan heran karena taksi di
Ambon semuanya menggunakan mobil minibus seperti xenia dsb. Menurut cerita
taksi dengan mobil sedan sudah lama tidak beroperasi karena kalah saing.
Taksi di Ambon pun seingat saya tidak berplang seperti taksi yang ada di kota-kota besar umumnya dan supirnya pun tak berseragam. Namun, saya tidak tahu apakah taksi ini memakai argo atau sesuai permintaan supir tapi yang saya naiki di pulau Kei, taksinya tidak memakai argo namun mereka menerima kalau kita menawar harga/biaya ongkos taksi tersebut. Akhirnya jemputan saya pun tiba, berangkatlah kami. Masya Allah, tak berhenti hati ini kagum akan keindahan alam selama perjalanan dari bandara menuju kota Ambon. Mata saya yang kantuk kembali segar karena sajian alam ini. Di hati berbisik “pasti ini belum seberapa deh, pasti lima hari ke depan saya akan lebih kagum dari ini”. Begitu lirih saya dalam hati sambil tersenyum. Saya dan suami tidak langsung menuju hotel karena waktu untuk check in masih lama sehingga kami memutuskan untuk ke beberapa tempat yaitu :
Taksi di Ambon pun seingat saya tidak berplang seperti taksi yang ada di kota-kota besar umumnya dan supirnya pun tak berseragam. Namun, saya tidak tahu apakah taksi ini memakai argo atau sesuai permintaan supir tapi yang saya naiki di pulau Kei, taksinya tidak memakai argo namun mereka menerima kalau kita menawar harga/biaya ongkos taksi tersebut. Akhirnya jemputan saya pun tiba, berangkatlah kami. Masya Allah, tak berhenti hati ini kagum akan keindahan alam selama perjalanan dari bandara menuju kota Ambon. Mata saya yang kantuk kembali segar karena sajian alam ini. Di hati berbisik “pasti ini belum seberapa deh, pasti lima hari ke depan saya akan lebih kagum dari ini”. Begitu lirih saya dalam hati sambil tersenyum. Saya dan suami tidak langsung menuju hotel karena waktu untuk check in masih lama sehingga kami memutuskan untuk ke beberapa tempat yaitu :
- Pantai Pintu Kota
- Santai Beach
Mengandalkan map
by google kami pun mengarahkan kendaraan mengikuti arah sesuai petunjuk map
tersebut. Selama perjalanan menuju pantai Pintu Kota lagi-lagi saya dibuat
kagum. Melewati hamparan laut yang jernih airnya sehingga bisa terlihat
biota-biota yang ada di dalamnya. Melihat sekumpulan nelayan dengan hasil
tangkapannya yang melimpah membuat saya ingin membelinya hehe. Angin pun
bertiup lembut sekali membawa harum pantai tapi bukan bau amis. Sekitar 50 menit
perjalanan kami pun sampai di pantai Pintu Kota.
kumang santai beach
Pantai Pintu Kota (Pintu
Kota Beach)
Merupakan pantai yang memiliki tebing yang tinggi
dan terdapat lubang besar pada nya. Itulah mengapa disebut pantai pintu kota.
Pantai ini di dominasi oleh karang-karang yang cukup besar sehingga membuat
pantai ini terlihat eksotis. Sayangnya saat saya berkunjung airnya sedang
pasang sehingga saya sedikit berfoto kemudian melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya. Fyi, untuk menuju pantai
ini kita harus menuruni anak tangga yang cukup banyak dan jarak antar tangga
cukup tinggi serta jauh jadi cukup melelahkan saat menaikinya kembali hehe.
Semangat. HTM pantai pintu kota ini adalah sebesar Rp 20.000,- itu sudah
termasuk tiket masuk dua orang dan parkir.
pantai pintu kota
Pantai Santai (Santai Beach)
Tak jauh dari pantai pintu kota, saya menuju
pantai santai atau lebih dikenal oleh masyarakat Ambon dengan nama santai
beach. Begitu sampai di pintu masuk, saya dikenakan tiket masuk sebesar Rp
4.000,- per orang. Murah sekali pikir saya dan sempat curiga kalau di dalam
akan dimintai lagi untuk biaya parkir. Ternyata saya salah, harga tiket masuk
itu sudah mencakup semuanya. Tak banyak yang mengunjungi pantai ini. Hanya dua
keluarga termasuk saya dan suami jadi berasa private beach hehe padahal pantainya cantik loh dengan air laut
yang biru muda mendekati bening. Disekitarnya pun banyak pohon kelapa yang
membuat adem. Pokoknya santai banget lah sesuai namanya “Santai Beach”. Hewan-hewan
kecil seperti keong atau kalau saya bilang kumang banyak berkeliaran. Sekitar 20 menit saya dan suami menikmati
pantai ini sambil berfoto dan bermain air, kami pun meneruskan perjalanan
menuju hotel.
santai beach
Memasuki kota Ambon untuk menuju hotel, saya
terjebak macet yang ternyata sedang ada lomba gerak jalan dalam rangka
memperingati HUT kota Ambon ke 443 wah selamat ya Ambon semoga semakin jaya dan
damai aamiin. Sampailah saya di hotel tempat kami akan menginap selama satu
malam yaitu “The City Hotel”. Menurut saya hotelnya cukup nyaman dengan
desain eksterior dan interior hotel bertema industrial dan scandinavian ya pokoknya kekinian lah, view dari restorannya pun
menakjubkan, menu sarapan juga menurut saya cukup lezat dan bervariasi, para
karyawan hotel yang ramah dan kelebihan lainnya yaitu The City Hotel ini terletak di pusat kota Ambon yang sangat dekat
dengan berbagai ikon kota Ambon seperti Taman Merdeka, tempat oleh-oleh dsb.
Dengan segala kelebihannya tersebut harganya masih ramah kantong dan masuk
budget saya yaitu sekitar Rp 440.000,- an per malam dan saya memesan melalui
aplikasi Traveloka. Sukses terus untuk The City Hotel.
Setelah proses check in selesai saya langsung menuju kamar untuk beristirahat dan membersihkan badan setelah itu akan keluar lagi untuk menikmati sore dan malam hari kota Ambon apalagi hari itu malam minggu hehe. Setelah membersihkan badan dan cukup istirahat, saya dan suami melanjutkan mengeksplore kota Ambon lebih tepatnya mengisi perut kami yang lapar dan minta diisi dengan ikan bakar dkk hehe. Mumpung sedang di Ambon saya ingin menikmati sajian laut pastinya masih segar karena dekat dengan laut dan lautnya pun masih terjaga kebersihannya. Maka berangkatlah kami kesebuah restoran yang menyediakan menu laut seperti ikan, kepiting, udang dll.
Restoran Apung Lateri nama restoran itu
dan langsung saya memesan ikan bakar, kepiting saus padang, cah kangkung dan
nasi tentunya. Benar saja rasa ikan bakarnya lezat sekali, daging ikan yang
lembut dan manis. Apalagi disantap dengan sambal colo-colo khas Ambon yaitu berupa potongan cabai, bawang merah, tomat serta perasaan jeruk nipis. Rasanya kaya sekali di dalam mulut ada manis, gurih, pedas dan asam menyatu. Saya pun dapat ilmu baru lagi kalau ikan yang fresh itu tidak
berbau amis dan rasa dagingnya pun manis oke noted. Tak kalah dengan ikan
bakar, rasa kepiting saus padangnya pun enak sekali. Bahkan suami saya bilang
kalau ini seafood terenak yang pernah dia makan haha tapi memang benar sih.
Disini
juga ada live music nya dan suaranya itu merdu banget. Orang Ambon memang total
ya kalau bernyanyi. Saya jadi teringat om saya yang senang sekali bernyanyi dan
memang suaranya bagus. Patutlah jikalau Ambon disematkan julukan kota musik, i
hope so. Total saya dan suami makan disini tidak sampai Rp 200 ribu. Sudahlah
kalau ke Ambon jangan lupa mampir makan ikan disana ya. Hari semakin larut,
saya putuskan kembali ke hotel untuk istirahat agar bisa melanjutkan perjalanan
esok hari ke destinasi yang lebih seru lagi.
tiara
Komentar
Posting Komentar