Langsung ke konten utama

Beautiful of Maluku Trip


Assalamu’alaikum..

Bismillahirrahmanirrahim

Maluku khususnya Ambon, apa yang terlintas saat mendengar nama itu?. Oh Ambon manise atau “seng ada lawan” mungkin itu yang akan kalian ucapkan hehe. Percayalah bahwa semua julukan itu tidak cukup menggambarkan Ambon yang akan menjadi destinasi saya dan suami untuk berlibur. Berawal dari ingatan akan masa kecil yang menyeruak kala almarhumah mama yang memang asli Ambon senang sekali menceritakan betapa cantiknya kota itu. Tak lupa beliau juga sering sekali menceritakan pantai favoritnya “pantai Natsepa” kala menghabiskan waktu untuk berlibur bersama orang tuanya (baca: kakek nenek saya) saat beliau masih menetap disana. Hal tersebutlah yang menjadi motivasi besar saya untuk bisa menginjakkan kaki di tanah Ambon Manise selain karena melihat beberapa postingan sebuah akun khusus tempat-tempat wisata di Maluku khususnya Ambon yang menambah rasa penasaran diri ini.

Pantai Natsepa

Beberapa kali mencari info harga tiket pesawat yang menghasilkan kesimpulan “wah mahal juga ya hehe” sempat mengurungkan niat ini. Beruntunglah setiap tahunnya Garuda mengadakan pameran traveling yaitu Garuda Travel Fair (GaTF) dan berangkatlah saya beserta suami kesana. Awalnya hanya ingin lihat tapi sambil membandingkan harga tiket dengan data yang kami miliki. Ternyata harga tiket di GaTF cukup lebih murah dibanding data kami dengan selisih kurang lebih Rp 300.000,- an per tiketnya dan memang sangat masuk budget kami selain itu waktunya juga cocok. Tanpa pikir-pikir lama lagi, saya dan suami langsung membeli untuk tiket Jakarta-Ambon begitu juga tiket pulangnya yaitu Ambon-Jakarta dengan total sekitar Rp 5,3 juta an.  Kalau tidak salah GaTF tahun 2018 ini diadakan di bulan April dan saya beli tiket untuk bulan September jadi masih ada waktu beberapa bulan untuk menabung yang nantinya akan digunakan untuk akomodasi selama disana.

JULI 2018
Awalnya hanya ingin meng-eksplore wilayah Ambon saja tapi lagi-lagi pengaruh sosial media itu luar biasa hehe. Akhirnya kami merubah rencana untuk meng-eksplore wilayah Maluku Tenggara khususnya pulau kei kecil. Ternyata di pulai Kei tersebut menyimpat panorama alam yang sangat cantik. Dan saya pikir mengapa tidak sekalian saja kesana mumpung sedang di Maluku. Walaupun untuk menuju pulau Kei Kecil dari Ambon harus menggunakan moda pesawat lagi hehe. Saya tidak tahu apakah bisa menggunakan moda transportasi laut atau tidak. Namun, dari beberapa referensi yang saya baca hanya menggunakan pesawat, karena faktor waktu tempuh yang jauh sedangkan waktu yang kita miliki terbatas. Dirasa budget yang saya dan suami miliki masih cukup. Maka kami pun akhirnya membeli tiket pesawat untuk ke/dari Kei. Saya membelinya melalui aplikasi Traveloka dan memilih maskapai Garuda dengan harga tiket yang cukup terjangkau sekitar Rp 700 ribu per orang untuk satu kali perjalanan.

Untuk cerita lengkap liburan saya dan suami di Maluku yaitu Ambon dan Kei akan saya lanjutkan di bagian berikutnya. Insya Allah akan saya bahas mengenai akomodasi dan beberapa tempat wisata yang saya dan suami kunjungi. So stay tune ya..

Tiara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEGRO BRAND - kembalikan rasa yang dulu

Sabtu, 23 Januari 2016 di kota kembang. Pagi yang cukup dingin dan langit yang mendung cocok untuk menelusuri beberapa icon-icon kota Bandung. Ya benar dimana lagi kalau bukan alun-alun bandung. Disana ada Masjid Raya Bandung dengan rumput sintetisnya sehingga nampak hijau seluas mata memandang, gedung Merdeka, dll. Fokus saya bukan untuk menceritakan tempat-tempat tersebut. Namun, ada satu tempat yang membuat saya rindu untuk datang ke Bandung karena mengingatkan masa kecil saya bersama almarhumah mami (red nenek) dan mama.    Sebuah bangunan atau rumah bergaya Belanda yang tampak mungil dari halaman namun luas setelah kita masuk ke dalamnya. Tak banyak aksesoris mentereng di rumah ini. Sungguh biasa saja. Tempat itu adalah toko selai langganan nenek dan mama saya. Usaha kos-kosan untuk mahasiswa ITB (karena rumah nenek disekitar ITB) yang membuat beliau harus berlangganan di toko selai ini. Dulu anak kost tidak makan sendiri di luar seperti sekarang. Dulu semua disediakan si

Fiori bnb - Hotel Bertabur Bunga

Bandung, siapa yang tidak tahu kota ini. Paris Van Java sebutan kerennya selain Kota Kembang yang memang lebih dulu julukan itu disematkan. Udara yang sejuk, tempat wisata instagramable dan cafe-cafe unik menjadi beberapa daya tarik yang tak dapat dipungkiri menjadi alasan bagi wisatawan untuk mengunjungi kota ini. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibu Kota membuat Bandung menjadi salah satu destinasi yang paling digandrungi. Macet? ahh sudahlah bisa disiasati dengan menggunakan moda transportasi kereta api yang makin hari makin baik pelayanannya. Namun, bagaimana untuk penginapan atau hotel?. Ini juga sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh para wisatawan. Berjamurnya penginapan di Bandung mulai harga yang murah sampai yang sangat mahal per malam nya. Mulai dari guest house sampai hotel berbintang lima pun ada di Bandung.   Kembali kepada kebutuhan kita saja dan   Bandung bagian mana yang ingin dituju. Hal ini sungguh perlu dipertimbangkan, selain menghemat waktu karena Ban

Kala Bosan Melanda Bagi Istri Rumah Tangga

  Pernah mengalami rasa bosan?. Saya rasa setiap orang pernah merasakannya. Jika kalian dilanda kebosanan juga, tenang anda tidak sendiri dan anda bukan orang aneh. Melakukan aktivitas yang monoton atau sendirian saja di rumah pasti akan dilanda rasa bosan. Saya termasuk salah satunya. Ya, berada sendirian di rumah saat suami bekerja membuat saya cepat bosan, merasa malas untuk melakukan apapun. Sehingga jika weekend atau hari libur menjelang berakhir saya mulai merasa sedih karena saya harus berpikir akan melakukan apa selama lima hari ke depan hmm. Sampai saya berpikir duh kok hidup gini-gini aja ya. Saya memang istri rumah tangga begitu saya lebih senang menyebutnya karena saya belum memiliki anak (mohon doanya ya) dan memutuskan untuk bekerja di rumah.                                    Namun saat kebosanan melanda saya berusaha mengisinya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mengusir kebosanan tersebut. Saya tak ingin bilang mengalihkan karena saya merasa kita hanya mengenyampin