Langsung ke konten utama

Ringkasan Kajian - Menyiapkan Generasi Anak-Anak Sholeh


Bismillahirrahmannirrahim
Anak merupakan titipan Allah subhanawata’ala yang memang sudah seharusnya sebagai orang tua wajib merawat dan mendidiknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholeha. Sebagai orang tua baru ataupun yang belum memiliki anak bahkan yang belum menikah pasti akan dihadapkan dengan pertanyaan bagaimana cara kita agar mampu menyiapkan generasi anak-anak yang sholeh itu?. Apa saja yang harus kita pahami dan berbagai tipsnya?.

Nah, sesuai dengan pendahuluan di atas saya akan coba menuangkan kembali dalam tulisan ini dalam bentuk ringkasan sesuai dengan kajian yang bertema “Menyiapkan Generasi Anak-Anak Sholeh Sejak Dini” oleh Ustadzah Nurjanah Hulwani S.Ag dalam rangka kajian dhuha di Masjid Al-Falah, Jakarta Timur pada tanggal 24 Oktober 2018.

photo by google

Dalam hal menyiapkan generasi anak-anak sholeh, kita sebagai wanita khususnya muslimah harus memahami betul konsep diri/fungsi ataupun peran dalam rumah tangga khususnya dalam hal mendidik dan mengasuh buah hati.

Adapun peran wanita (Muslimah) tersebut antara lain :

1.    Wanita sebagai Ibu Generasi
Bahwa sejatinya mengandung dan melahirkan adalah fitrah terbesar untuk wanita yang tidak akan dirasakan oleh laki-laki. Dan perlu diingat hal ini merupakan bentuk amal shalih kita sebagai wanita. Seorang ibu yang berjuang untuk melahirkan buah hatinya kemudian ia wafat maka hal ini termasuk atau digolongkan syuhada. Untuk itu mulailah persiapkan sejak awal dengan cara :

·   Pilihlah pasangan yang baik. Terutama baik agama dan akhlaknya (khususnya bagi ikhwan yang hendak memilih calon istri).
QS. Al-Baqarah : 223
“Istri-istri mu adalah (seperti) tanah atau ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja...”. Logikanya jika kita ingin bercocok tanam atau menanam kita harus pastikan tanah itu dalam keadaan subur dan baik sehingga tanaman yang dihasilkannya pun akan baik. Untuk itu memilih pasangan yang baik dari awal adalah ikhtiar kita untuk menyiapkan generasi anak-anak yang sholeh.

·  Menyiapkan anak sholeh sejak dari kandungan dengan cara rajin beribadah dan berdoa mendekat pada Allah subhanawata’ala agar anak yang dikandungnya menjadi anak-anak yang sholeh.

·    Memberikan nama yang baik untuk sang anak yang merupakan bentuk rasa syukur dan doa serta harapan yang baik agar kelak sang anak tumbuh menjadi anak-anak yang sholeh.

2.    Wanita sebagai Pendidik Generasi
Bahwa seharusnya kita mampu menjaga generasi-genarasi yang baru dari informasi-informasi buruk yang dapat menghancurkan.

QS. Al-Ahzab : 34
“ Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah mu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui”.

·  Ibu membiasakan untuk membaca dan memahami Al Qur’an agar anak pun juga terbiasa melakukan yang sama (mencontoh). Sebagaiman kita tahu bahwa banyak sekali faedah dari mentadaburi Al Qur’an salah satunya adalah Al Qur’an sebagai Syifa yaitu obat ataupun vitamin bagi jiwa kita dan juga siapa yang mentadaburinya insya Allah akan Allah cerdaskan. Aamiin.

·   Meng-Qur’an kan seluruh anggota tubuh kita sepeti mata, telinga, kaki tangan dan juga pikiran serta hidup kita. Artinya mengamalkannya dalam kehidupan.

3.    Wanita sebagai Basis Rumah Tangga
QS. Al-Ahzab : 33
“ Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu, dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

Maksudnya agar kita para wanita/ibu sebaiknya tetap berada di rumah dengan menaati Allah. Mengasuh dan mendidik anak-anak. Menyiapkan mereka untuk menjadi generasi yang sholeh. Namun, tak bisa dipungkiri saat ini tak sedikit wanita khususnya ibu yang memang harus bekerja di luar rumah.

Dalam hal ini ada tiga hukum wanita bekerja yaitu :
1.    Wajib
   Hal ini diwajibkan jika memang kondisinya mengharuskan si wanita/ibu bekerja di luar rumah yaitu misalnya suami dalam keadaan sakit yang tidak memungkinkan lagi untuk mecari nafkah atau mungkin suami di PHK namun beliau terus berusaha mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya sedangkan kebutuhan rumah tangga terus berjalan dan memungkin si istri yang bekerja.  Dengan syarat pekerjaan istri halal, menutup aurat dan tidak berkhalwat dengan yang bukan mahramnya.

2.    Sunnah
   Hal ini jika penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga. Maka istri di sunnahkan bekerja baik bekerja di rumah maupun di luar rumah dengan tujuan membantu suami untuk mengelola keuangan RT agar menjadi lebih baik.

3.    Haram
     Hal ini jika ada maksud atau niat tidak baik dari si istri seperti ingin maksiat dsb.

Rumah pun memiliki fungsi yang tak bisa dielakkan dalam membentuk generasi anak sholih. Tak perlu rumah mewah atau milik sendiri. Yang terpenting adalah aktivitas di dalam rumah tersebut apakah diisi dengan aktivitas yang baik dan mematuhi Allah atau sebaliknya.

Adapun fungsi rumah terdiri dari lima fungsi yaitu :

1. Sekolah/Pendidikan
Merupakan tempat pendidikan yang paling utama untuk seluruh anggota keluarga khususnya bagi anak-anak.

2. Masjid
Menciptakan suasana yang nyaman & kondusif untuk beribadah dan saling mengevaluasi seluruh anggota keluarga. Baiti Jannati adalah rumahku syurgaku.

3. Rumah Sakit
Orang tua wajib menjaga kehormatan dan jiwa anak-anak kita.

4. Kompi
Membangkitkan jiwa anak untuk menumbuhkan dan menyeruakan semangat nilai-nilai ke Islaman.

5. Benteng
Melindungi dari informasi-informasi yang buruk.



tiara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEGRO BRAND - kembalikan rasa yang dulu

Sabtu, 23 Januari 2016 di kota kembang. Pagi yang cukup dingin dan langit yang mendung cocok untuk menelusuri beberapa icon-icon kota Bandung. Ya benar dimana lagi kalau bukan alun-alun bandung. Disana ada Masjid Raya Bandung dengan rumput sintetisnya sehingga nampak hijau seluas mata memandang, gedung Merdeka, dll. Fokus saya bukan untuk menceritakan tempat-tempat tersebut. Namun, ada satu tempat yang membuat saya rindu untuk datang ke Bandung karena mengingatkan masa kecil saya bersama almarhumah mami (red nenek) dan mama.    Sebuah bangunan atau rumah bergaya Belanda yang tampak mungil dari halaman namun luas setelah kita masuk ke dalamnya. Tak banyak aksesoris mentereng di rumah ini. Sungguh biasa saja. Tempat itu adalah toko selai langganan nenek dan mama saya. Usaha kos-kosan untuk mahasiswa ITB (karena rumah nenek disekitar ITB) yang membuat beliau harus berlangganan di toko selai ini. Dulu anak kost tidak makan sendiri di luar seperti sekarang. Dulu semua disediakan si

Fiori bnb - Hotel Bertabur Bunga

Bandung, siapa yang tidak tahu kota ini. Paris Van Java sebutan kerennya selain Kota Kembang yang memang lebih dulu julukan itu disematkan. Udara yang sejuk, tempat wisata instagramable dan cafe-cafe unik menjadi beberapa daya tarik yang tak dapat dipungkiri menjadi alasan bagi wisatawan untuk mengunjungi kota ini. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibu Kota membuat Bandung menjadi salah satu destinasi yang paling digandrungi. Macet? ahh sudahlah bisa disiasati dengan menggunakan moda transportasi kereta api yang makin hari makin baik pelayanannya. Namun, bagaimana untuk penginapan atau hotel?. Ini juga sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh para wisatawan. Berjamurnya penginapan di Bandung mulai harga yang murah sampai yang sangat mahal per malam nya. Mulai dari guest house sampai hotel berbintang lima pun ada di Bandung.   Kembali kepada kebutuhan kita saja dan   Bandung bagian mana yang ingin dituju. Hal ini sungguh perlu dipertimbangkan, selain menghemat waktu karena Ban

Kala Bosan Melanda Bagi Istri Rumah Tangga

  Pernah mengalami rasa bosan?. Saya rasa setiap orang pernah merasakannya. Jika kalian dilanda kebosanan juga, tenang anda tidak sendiri dan anda bukan orang aneh. Melakukan aktivitas yang monoton atau sendirian saja di rumah pasti akan dilanda rasa bosan. Saya termasuk salah satunya. Ya, berada sendirian di rumah saat suami bekerja membuat saya cepat bosan, merasa malas untuk melakukan apapun. Sehingga jika weekend atau hari libur menjelang berakhir saya mulai merasa sedih karena saya harus berpikir akan melakukan apa selama lima hari ke depan hmm. Sampai saya berpikir duh kok hidup gini-gini aja ya. Saya memang istri rumah tangga begitu saya lebih senang menyebutnya karena saya belum memiliki anak (mohon doanya ya) dan memutuskan untuk bekerja di rumah.                                    Namun saat kebosanan melanda saya berusaha mengisinya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mengusir kebosanan tersebut. Saya tak ingin bilang mengalihkan karena saya merasa kita hanya mengenyampin