“Dan Bandung
bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan,
yang bersama ku ketika sunyi”. Pasti sudah sangat tahu tentang quote ini yang
tak lain dibuat oleh mas Pidi Baiq. Quote ini secara tak langsung mewakili
perasaan saya saat ini atau bahkan sejak bertahun-tahun yang lalu. Qodarullah
dilahirkan di kota sejuk ini membuat kenangan yang tak sedikit. Pun keluarga
besar saya (read: keluarga babe) yang selalu menjadi alasan saya beserta mama
dan kakak sering ke Bandung entah saat libur sekolah maupun hari raya idul
fitri bahkan sewaktu saya kecil hampir setiap bulan saya harus ke Bandung untuk
berobat di sebuah rumah sakit di sekitar jalan Dago hehe.
Beberapa kali
minta izin kepada mama untuk melanjutkan studi disana mulai dari SMP lalu SMA
yang selalu berujung penolakan. Lalu barulah setelah lulus SMA saya
memberanikan diri kembali untuk meminta izin kepada mama untuk melanjutkan
studi (kuliah) di Bandung. Sudah bisa ditebak jawabannya tetap TIDAK! Hihi.
Beliau meminta saya untuk melanjutkan studi di Jakarta saja. Lalu, saya pun
mengikuti saran beliau untuk ikut SPMB (sekarang SNMPTN) dengan pilihan kampus
di Jakarta. Tapi hasrat untuk kuliah di Bandung tak pernah padam ditambah
dengan salah satu sahabat saya baru saja daftar masuk sebuah universitas di
Bandung. Makin panas nih hati hehe. Singkat cerita saya tak diterima SPMB
(yess) haha dan coba mengikuti tes masuk sebuah universitas negeri di Bandung
dan lolos. Jurusannya pun yang saya minati dan setelah disampaikan pada mama,
beliaupun pasrah (maaf ya ma).
Selama kuliah di Bandung
alhamdulillah berjalan dengan baik. Lingkungannya mendukung dengan teman-teman
yang solid dan membawa pengaruh baik alhamdulillah. Tibalah hari dimana
kelulusan tiba dan kembali mengadu nasib ke ibu kota alias kerja. Selama kerja
saya masih suka pulang ke Bandung untuk sekedar melepas penat, kulineran dan berkumpul dengan
sahabat-sahabat yang setiap akan kembali ke Jakarta berakhir dengan SUSAH MOVE
ON ya sulit sekali melepas bayang-bayang Bandung nan asri. Saya masih hafal
betul bagaimana wangi khas kota itu dan setiap sudut kotanya yang membuat rindu
ini sungguh membuncah. Berbisik lirih “Ya Rabb, hamba ingin menetap disana.” Di
kota yang penduduknya ramah, berkumpul dengan keluarga besar dan
sahabat-sahabat yang selama ini sudah saling membantu serta menguatkan.
Virus apa ini
sampai selalu ingin kembali dan teringat saya pernah berucap mau cari suami
orang Bandung ah biar nanti pas lebaran masih sering ke Bandung. Qodarullah,
Allah kabulkan saya menikah dengan orang Bandung asli yang masyaa Allah sholih
insyaa Allah, sabar dan jadi dirinya sendiri. Akhirnya tinggal di Bandung dong?
Hmm sayang nya belum hihi. Karena suami pun bekerja di Ibu kota (duh ini
Jakarta cinta bener ama gue yak hehe). Tapi kami punya impian yang sama suatu
saat ingin memiliki hunian dan menetap disana. Malah saya berencana jadi petani
bunga dan dosen disana. Namun entah kapan itu terkabul, semoga memang ada rizki
dan Qodar Nya untuk jadi urang Bandung seutuhnya. Saat ini biarlah semua itu
jadi impian dulu sambil terus meminta jalan terbaik dari Nya.
Hayo siapa disini
yang juga merasa hal yang sama kota Bandung tercinta ini?. Ada yang sedang
rindu juga kah?. Atau malah sudah menetap disana sangking tak bisa move on nya?
Hehe.
tiara
tiara
Komentar
Posting Komentar