Langsung ke konten utama

First In First Out



Seberapa sering kita belanja baju, sepatu atau kerudung?. Seberapa sadarkah diri kita bahwa ternyata barang-barang yang ada di rumah semakin menumpuk?. Sudahkah kita melakukan manajemen yang baik dalam mengatur barang-barang kita agar tetap bermanfaat setidaknya bagi orang lain yang membutuhkan ketimbang teronggok di lemari sampai keadaannya tak bisa dipakai lagi dan berakhir dengan dibuang?.

Tentu sebagai wanita khususnya belanja adalah salah satu hal yang mungkin bagi sebagian orang adalah sebuah keharusan entah untuk menambah koleksi, memang belum punya model tertentu atau bahkan karena laper mata hihi. Tenang ini mah bukan bicara tentang kalian kok tapi saya haha. Kemudian dihadapkan dengan permasalahan memanaj barang-barang tersebut agar tetap baik kondisinya, tidak berantakan dan tidak mendominasi isi rumah. Kalau kalian punya masalah yang sama dan menyadarinya, selamat waktunya bebenah.

How My Shopping Habits Changed After Simplifying My Home and Life
picture by google
Disini saya tidak menyarankan untuk hidup minimalis atau membatasi anda dan tidak juga sebagai orang yang ahli dalam mengatur sesuatu sehingga melahirkan sebuah paham dalam penerapan kehidupan sehari-hari, bukan ya karena itu sudah ada ahlinya dan bertebaran tips-tipsnya di media sosial dan bukan juga untuk memperlihatkan bahwa apa yang saya lakukan sudah sangat baik. Tulisan ini saya buat berdasarkan apa yang saya lakukan dan ingin membaginya, semoga berkenan dan bermanfaat. Aamiin.

Akhir-akhir ini saya menerapkan metode “FIRST IN FIRST OUT”. Apa si sebenarnya FIFO ini?. Tunjuk tangan mana yang jurusan Akuntansi, pasti paham deh maksudnya apa. Yap, setiap barang yang masuk diawal maka akan dikeluarkan juga diawal. Gimana..gimana?. Pemahaman mudahnya begini, misal saya membeli baju nah saya sudah tahu baju lama mana yang akan saya keluarkan dari lemari untuk saya berikan kepada orang lain yang memang butuh (note: baju harus dalam kondisi layak pakai ya). Hal ini saya terapkan untuk beberapa barang lain seperti kerudung dan tas. Mengapa ini saya lakukan? Jawabannya karena saya ingin memanaj isi lemari dengan baik. Jangan terkecoh “ah sayang, nanti masih bisa dipakai kok” jangan ya, karena pada kenyataannya tidak dan akhirnya “nongkrong bae” di lemari istilahnya.

Fyi, di rumah saya hanya memiliki 1 lemari berukuran standar dengan dua pintu dimana lemari ini harus berbagi dengan pakaian suami hihi, satu exel (yang laci-laci bersusun itu)  yang terdiri dari empat laci yaitu laci pertama dan kedua berisi under.... serta dalaman kerudung, laci ke tiga berisi kerudung segi empat dan laci terakhir berisi kaus kaki saya dan suami, dan satu rak gantung untuk beberapa jaket dan baju yang sekiranya harus digantung. Pelit sama hidup sendiri? Hmm terserah si orang mau bilang apa cuma bagi saya dan suami ini yang nyaman untuk kami. Kerudung segiempat pun saya hanya punya satu laci (lihat gambar).

  
Lemari pakaian

Laci bersusun




rak gantung
Saya tidak mengajarkan untuk memberikan barang second kepada orang lain, tapi selama barang tersebut sangat masih layak pakai kenapa tidak ketimbang tidak bermanfaat. Teringat sebelum membeli tas baru, saya keluarkan beberapa tas yang jarang sekali saya pakai dan kondisinya masih baik. Betapa bahagianya saya bahwa tas-tas tersebut sangat diterima dengan baik oleh pemilik barunya (teman, kakak, dan ART di rumah kakak) dan saya hanya membeli 1 tas sebagai penggantinya hehe.

Berikut beberapa trik dan tips yang mungkin bisa dilakukan untuk memanaj barang-barang anda di rumah :
  1.  FIFO (pisahkan barang yang masih layak pakai sebelum anda membeli yang baru).
  2. Jangan laper mata alias pikirkan matang-matang saat akan belanja apalagi godaan belanja online ya sist hihi.
  3. Jangan sayang-sayang nanti bakal susah move on nya hihi. Jangan selalu merasa pasti nanti butuh, pasti nanti kepakai lagi deh dan pasti pasti yang lain.
  4. Inget hisab (ini bikin saya gak mikir dua kali buat sayang-sayang barang sih.. takuuuttt).
  5. Do it (lakukan), jangan dibaca doang.


Sekian, semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi anda yang membaca. Aamiin.

tiara


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEGRO BRAND - kembalikan rasa yang dulu

Sabtu, 23 Januari 2016 di kota kembang. Pagi yang cukup dingin dan langit yang mendung cocok untuk menelusuri beberapa icon-icon kota Bandung. Ya benar dimana lagi kalau bukan alun-alun bandung. Disana ada Masjid Raya Bandung dengan rumput sintetisnya sehingga nampak hijau seluas mata memandang, gedung Merdeka, dll. Fokus saya bukan untuk menceritakan tempat-tempat tersebut. Namun, ada satu tempat yang membuat saya rindu untuk datang ke Bandung karena mengingatkan masa kecil saya bersama almarhumah mami (red nenek) dan mama.    Sebuah bangunan atau rumah bergaya Belanda yang tampak mungil dari halaman namun luas setelah kita masuk ke dalamnya. Tak banyak aksesoris mentereng di rumah ini. Sungguh biasa saja. Tempat itu adalah toko selai langganan nenek dan mama saya. Usaha kos-kosan untuk mahasiswa ITB (karena rumah nenek disekitar ITB) yang membuat beliau harus berlangganan di toko selai ini. Dulu anak kost tidak makan sendiri di luar seperti sekarang. Dulu semua disediakan si

Fiori bnb - Hotel Bertabur Bunga

Bandung, siapa yang tidak tahu kota ini. Paris Van Java sebutan kerennya selain Kota Kembang yang memang lebih dulu julukan itu disematkan. Udara yang sejuk, tempat wisata instagramable dan cafe-cafe unik menjadi beberapa daya tarik yang tak dapat dipungkiri menjadi alasan bagi wisatawan untuk mengunjungi kota ini. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibu Kota membuat Bandung menjadi salah satu destinasi yang paling digandrungi. Macet? ahh sudahlah bisa disiasati dengan menggunakan moda transportasi kereta api yang makin hari makin baik pelayanannya. Namun, bagaimana untuk penginapan atau hotel?. Ini juga sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi oleh para wisatawan. Berjamurnya penginapan di Bandung mulai harga yang murah sampai yang sangat mahal per malam nya. Mulai dari guest house sampai hotel berbintang lima pun ada di Bandung.   Kembali kepada kebutuhan kita saja dan   Bandung bagian mana yang ingin dituju. Hal ini sungguh perlu dipertimbangkan, selain menghemat waktu karena Ban

Kala Bosan Melanda Bagi Istri Rumah Tangga

  Pernah mengalami rasa bosan?. Saya rasa setiap orang pernah merasakannya. Jika kalian dilanda kebosanan juga, tenang anda tidak sendiri dan anda bukan orang aneh. Melakukan aktivitas yang monoton atau sendirian saja di rumah pasti akan dilanda rasa bosan. Saya termasuk salah satunya. Ya, berada sendirian di rumah saat suami bekerja membuat saya cepat bosan, merasa malas untuk melakukan apapun. Sehingga jika weekend atau hari libur menjelang berakhir saya mulai merasa sedih karena saya harus berpikir akan melakukan apa selama lima hari ke depan hmm. Sampai saya berpikir duh kok hidup gini-gini aja ya. Saya memang istri rumah tangga begitu saya lebih senang menyebutnya karena saya belum memiliki anak (mohon doanya ya) dan memutuskan untuk bekerja di rumah.                                    Namun saat kebosanan melanda saya berusaha mengisinya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mengusir kebosanan tersebut. Saya tak ingin bilang mengalihkan karena saya merasa kita hanya mengenyampin